top of page
Search

Langkah Sederhana Melepaskan Amarah

Updated: Nov 11, 2020

Melepaskan amarah dalam perjalanan hidup ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena ada luka yang sempat tergores dan yang paling sering kita tak sadari adalah begitu kerasnya ego itu berteriak dan membuat kita kehilangan cara pikir dan pandang yang benar. Kita lebih ingin membuat manusia lain yang kita pikir telah melukai kita untuk mendapatkan bayarannya atas apa yang mereka lakukan dan sejak saat itulah lahirlah sebuah kisah dendam. Kisah yang sama sekali tidak berguna ketika kita menelaahnya dengan penuh kesadaran hati dan pikiran yang lebih bijak.

Amarah yang kemudian bertransformasi menjadi dendam itu pada dasarnya membuat kita melupakan bahwa kita sebagai manusia biasa pun mungkin saja melakukan hal yang sama namun berbeda bentuk. Tapi pada dasarnya, semuanya adalah sama persis, kita hanya tidak menyadari dengan sadar-sesadarnya, sehingga ketika ego kita berteriak, kita mendengarkannnya dengan sepenuh jiwa.

Mari kita lihat sekilas sebuah contoh sederhana yang biasanya terjadi di manusia urban. Anggaplah X seorang pekerja yang luar biasa, kaya akan ide dan senantiasa bergerak cepat dalam karirnya. Kemudian di dalam dunia kerja ia merasa bahwa banyak manusia lain yang menghalangi atau tidak setuju dengan apa yang dilakukannya, ia merasa bahwa manusia lain tidak menggunakan hati ketika mereka bekerja di dalam organisasi, hanya mencari kemenangannya sendiri. Dan kini mari kita lihat X dalam kehidupannya di keluarganya, sebagai pekerja yang sukses dan sibuk, ia selalu ingin dimengerti di dalam lingkungan keluarganya, karena merasa sudah bekerja demikian hebatnya untuk keluarga. Sering tidak punya banyak waktu dan menghabiskan waktu luang hanya dengan bekerja, jarang berinteraksi atau seringkali mudah tersulut emosi. Ketika kita menyadarinya dengan sadar seutuhnya, bukankah hal yang dilakukan X di dalam lingkup keluarganya sama saja dengan manusia lain yang ia temukan di dunia kerja? Sama-sama tidak menggunakan hati. Hanya ingin dimengerti karena ego nya berkata ia telah melakukan banyak hal untuk keluarganya, padahal dalam kehidupan antar manusia bukan hanya ketenangan finansial yang dibutuhkan, ada interaksi bicara, rasa dan kasih yang seharusnya dipupuk dengan baik agar semua yang berada di dalam lingkungan terdekat itu bisa merasakan sebuah kehangatan.

Dan ketika kita sampaikan, banyak manusia seperti X akan mengatakan, “Tentu itu adalah berbeda, antara saya dengan manusia lain di tempat saya bekerja.” Ketika ini terjadi, ini adalah suatu hal wajar dan sangat manusiawi, karena memang kita tidak dibesarkan dengan cara melihat seperti ini. Sekedar mengingatkan, bahwa sebuat aturan sederhana tentang energi akan menyadarkan kita, bahwa energi baik akan mendatangkan energi baik. Diperjelas lagi, kalau kita berbuat baik maka manusia lain akan melakukan perbuatan baik untuk kita. Diperjelas lagi, kalau kita memberikan bantuan pada manusia lain yang membutuhkan seringkali itu akan mendatangkan rejeki atau hal baik dalam hidup kita. Jikalau, kita memberikan waktu untuk diri kita mengamati hal ini dengan lebih sadar, pasti kita akan menganggukkan kepala kita, dan ini bukanlah suatu hal yang luar biasa, aturan hidup memang demikianlah adanya.

Dan ketika amarah itu kita biarkan menjadi bagian dalam kisah sehari-hari kita, menurut sebuah aturan sederhana energi, maka kita akan mendatangkan amarah dalam hidup kita, hal ini bisa merupa ada hal yang membuat kita lebih marah atau kita melakukan sebuah kesalahan sehingga ada manusia lain yang memberikan amarahnya untuk kita. Sebuah kisah klasik nan sederhana dan jikalau kita menyempatkan waktu kita untuk jeda sejenak, kita akan diingatkan bahwa hal ini bukanlah suatu hal yang baru dalam perjalanan umat manusia. Seringkali ego kita yang membuat kita buta mata dan hati dalam sebuah periode hidup kita. Bukan suatu hal yang aneh, tapi memang dalam hidup ini kita perlu belajar beberapa hal sederhana yang sesungguhnya sudah kita mengerti. Bahasa sederhananya, mungkin kita sedikit lupa saja. Dan ketika kita diingatkan kembali, tidak ada salahnya sama sekali untuk membuat kita mengevaluasi perjalanan hidup ini dengan lebih perlahan dan dengan pikiran yang lebih terbuka.

Karena melepaskan amarah memang butuh waktu, butuh jeda sejenak dari hiruk pikuk kehidupan yang hanya melihat hidup dari sebuah nominal dan penerimaan dari manusia lain. Bersama kita biarkan kita mengerti mengapa amarah itu terjadi? Apakah kita melihat amarah melalui ego kita? Apakah amarah yang menyulut kita juga kita lakukan hanya saja dalam bentuk yang lain?. Mari bersama melepaskan amarah dengan kembali kepada diri kita, sejenak saja, melihat dan merasakan. Sesekali jujur totalitas pada diri sendiri dan yakinlah ketika kita melakukan ini tak perlu ada manusia lain yang harus mengetahui proses ini, hanya diri kita yang paling dalam, semesta dan Sang Pencipta yang jadi saksinya. Tarik nafas perlahan, hembuskan perlahan dan marilah mulai perjalanan evaluasi sederhana melepaskan amarah ini…terus ber-proses ya…


101 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page